Rabu, 03 Juni 2020

Mata Uang Emas Kerajaan Aceh


Beberapa mata uang emas dari kerajaan-kerajaan di Aceh yang umum disebutkan Derham Aceh diketahui sempat menghiasi perjalanan riwayat negeri ini. Koleksi mata uang emas itu memiliki nilai historis yang tinggi sekali seperti sudah ditunjukkan oleh hasil riset H.K.J. Cowan, J. Hulshoff Pol dan sebagainya. Oleh oleh karena itu T. Ibrahim AIfian membuat satu karangan tentang numismatic (Koleksi mata uang) di tahun 1979 agar bisa jadi pelajaran buat kita serta generasi akan datang.

Kerajaan Samudra Pasai, yang jejak-jejak peninggalannya masih diketemukan saat ini di Kecamatan Samudra Kabupaten Aceh Utara, adalah kerajaan Islam pertama di teritori ini yang keluarkan matauang emas. Di bawah Sultannya Muhammad Malik az-Zahir (1297 -1326) dikeluarkan mata uang emas yang sampai sekarang ini dipandang derham yang paling tua. Kerajaan ini mulai bertumbuh untuk pusat perdagangaan serta pusat peningkatan agama Islam di Selat Melaka di akhir era XIII M.

Mata Uang Emas Kerajaan Samudera Pasa jaman Sultan Malik Az Zahir (1297-1326)

Pada 1414 Parameswara, raja pertama Melaka membuat koalisi dengan Pasai, memeluk agama Islam serta menikah dengan puteri Pasai. Banyak pedagang-pedagang dari Pasai ke Melaka serta bertepatan dengan itu mengenalkan system penempaan mata uang emas ke Melaka. Mata uang emas atau derham Pasai, garis tengahnya kira-kira 10 mm, terkecuali milik Sultan Zain al-Abidin (1383-1405) serta Sultan Abdullah (1500-1513), sedang derham kerajaan Aceh yang ditempa lebih dari pada dua era setelah dikeluarkannya mata uang emas Pasai, sekitar seputar 12 sampai 14 mm.

Pernyataan as-sultân al-Adil sama seperti yang ada pada bahagian belakang derham Pasai digunakan juga oleh sultan-sultan kerajaan Aceh Dar as-salam mulai dari Sultan Salah ad-Din (1405-1412) s/d Sultan Ri'ayat Syah (1589-1604 M.), sedang semenjak Sultan Iskandar Muda (1607 —1637 M.), beberapa kata as-sultan al-Adil tidak dipakai pada derham Aceh.


Mata Uang Emas Kerajaan Aceh Darussalam jaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636)

Benar-benar mengundang perhatian pernyataan raja yang adil itu ada pada mata uang di Semenanjung Tanah Melayu. Pernyataan as-sultân al-adil bisa dibaca pada mata uang Sultan Ahmad yang bertahta di Melaka pada 1510 serta baginda pulalah yang menjaga Melaka dari gempuran Portugis. Pada bahagian belakang mata uang emas Kelantan-Patani, beberapa jenis kijang serta dinar matahari, terlukis beberapa kata malik al-Adil yang berarti raja yang adil. Demikian juga tulisan malik al-Adil ini bisa disaksikan pada mata uang mas kerajaan Trengganu yang disebutkan pitis yang diketahui tersebar pada 1838 di pesisir timur Semenanjung Tanah Melayu. Di Negeri Kedah juga pada mata uang Sultan Muhammad Jiwa Zainal Syah II (1710—1760) yang diberi nama kupang ada tulisan Adil Syah 1147, tujuannya raja yang adil, tahun 1734/5 M.

Raja-raja di Pidie serta di Daya peluang ada pula keluarkan mata uang emas. Apalagi daerah Pidie sempat jadi tempat perdagangan yang ramai. Sayang bukti-bukti peninggalan berbentuk mata uang emas kerajaan Pidie belum juga didapat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar